Bekerjalah Untuk Akhiratmu
إن الأحمق يعيش ليأكل، وإن العاقل يأكل ليعيش، وإن المؤمن يعيش ليعبد الله، وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
Orang bodoh hidup demi makan belaka
Di sisi lain, ada orang-orang yang bijak, yang memahami bahwa hidup bukanlah sekadar tentang memuaskan kebutuhan fisik semata. Makan dan minum hanyalah sarana untuk mempertahankan kehidupan, bukan tujuan utama. Mereka menggunakan kebijaksanaan dan pengetahuan mereka untuk menjalani hidup dengan lebih bermakna. Bagi mereka, hidup adalah tentang pertumbuhan pribadi, pembelajaran, dan kontribusi kepada masyarakat.
Di sisi lain, ada orang-orang yang bijak, yang memahami bahwa hidup bukanlah sekadar tentang memuaskan kebutuhan fisik semata. Makan dan minum hanyalah sarana untuk mempertahankan kehidupan, bukan tujuan utama. Mereka menggunakan kebijaksanaan dan pengetahuan mereka untuk menjalani hidup dengan lebih bermakna. Bagi mereka, hidup adalah tentang pertumbuhan pribadi, pembelajaran, dan kontribusi kepada masyarakat.
Kutipan diatas mengingatkan kita tentang tingkat kesadaran yang paling tinggi adalah bagi seorang mukmin. Bagi seorang mukmin, hidup bukanlah sekadar tentang urusan duniawi atau bahkan kepuasan pribadi. Hidupnya didedikasikan untuk beribadah kepada Allah. Segala tindakannya, termasuk makan dan minum, dijalankan dengan kesadaran akan tujuan spiritual yang lebih besar. Mereka menghayati bahwa hidup ini adalah ujian, bahwa mereka diciptakan untuk beribadah kepada Sang Pencipta, dan bahwa setiap aspek kehidupan mereka harus mencerminkan ketaatan dan pengabdian kepada-Nya.
Pepatah di atas juga mengingatkan kita bahwa manusia, beserta jin, diciptakan oleh Allah SWT tidak semata-mata untuk menikmati dunia ini, tetapi untuk beribadah kepada-Nya. Sebagai manusia, kita memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk mengakui dan memenuhi tujuan ini dalam hidup kita. Dengan memahami dan mengamalkan tujuan yang lebih tinggi ini, manusia dapat menjalani hidup yang lebih bermakna, memperoleh kepuasan yang sejati, dan mendapatkan kedamaian batin yang abadi.
Dalam konteks sosial dan kehidupan modern saat ini, pesan dari pepatah di atas sangat relevan. Kita sering kali terjebak dalam rutinitas sehari-hari yang melulu tentang mencari nafkah dan mengejar kesenangan duniawi. Namun, jika kita merenungkan lebih dalam, kita akan menyadari bahwa kehidupan ini lebih dari sekadar itu. Ada nilai-nilai spiritual dan moral yang harus dihayati dan diperjuangkan.
Dengan demikian, mari kita renungkan kembali makna dari pepatah tersebut. Mari kita tingkatkan kesadaran kita tentang tujuan hidup yang lebih tinggi, dan berupaya menjalani hidup dengan lebih bijaksana, bermakna, dan bertaqwa kepada Allah SWT.